Saturday 9 November 2019

A Man and His Book



Sejak selesai direnovasi, aku mulai suka mengunjungi perpustakaan kampus, terutama lantai satu. Suasananya menjadi lebih tentram dan menyenangkan. Dinding-dinding bukan lagi berupa satu warna yang membosankan. Kini di satu sisi terdapat warna-warni seperti berupa puzzle, di sisi lain ada juga gravity tulisan berbahasa Thailand—dan aku pernah bertanya-tanya bagaimana bacanya, dan benda-benda hias berbahan dasar kayu yang digantung maupun ditempel di sisi lain. Jumlah meja dan bangku juga lebih banyak dari yang sudah-sudah. Penataan seakan telah disulap menjadi luar biasa rapih dan enak dipandang. Di bagian tertentu, disediakan juga tempat lesehan. Kalau boleh kubilang, pertama kali melihat tempat ini, kukira akan dijadikan kafe atau semacamnya. Ternyata, aku keliru. Malahan tidak ada mahasiswa atau mahasiswi yang boleh membawa makanan dan minuman sejak memasuki pintu masuk. Sayang sekali.

Friday 8 November 2019

Pemuda Di Bulan Oktober



Pada bulan Oktober lalu—tepatnya hari Sabtu, hujan deras melanda kota kami, Malang, dan kudengar dari televisi sore itu air turun merambat sampai ke seluruh Jawa. Kami—aku dan suami, Sopyan—yang sedang duduk santai di sofa sambil menikmati hari akhir pekan dengan tontonan acak dan mie instan, tiba-tiba dikagetkan oleh geledek yang suaranya luar biasa meledak. Televisi mati. Kipas mati. Lampu padam. Ruang keluarga menjadi gelap dan seketika tubuhku dingin dan bulu kuduk merinding. Aku menyambar tubuh Sopyan secara spontan karena takut, begitu pun dirinya karena tahu aku takut.